Jumat, 02 Desember 2011

Kerja Bakti Sambut UAS Oleh: Citra Damayanti


Hukuman tak selamanya bermakna negatif. Paling tidak itulah hukuman yang diberlakukan di SMP IT Permata Hati. Kerja bakti yang biasanya dilakukan di asrama putra, hari itu Selasa (29/11) dipindahkan menjadi kerja bakti di sekolah. Apa pasal? Usut punya usut sekitar 12 siswa yang harusnya melakukan kerja bakti di asrama putra pada hari Jumat, ternyata mangkir dari kegiatan kerja bakti. Tak ayal, perbuatan itu membuat Mudaris Kelik menjatuhkan hukuman kerja bakti di sekolah.

Mudarisah Herni menjadi pengawas dalam acara kerja bakti tersebut. Anak-anak memulai kerja bakti dengan menyiram seluruh bagian lantai kelas dengan air bersih. Lantai yang tadinya kering berubah menjadi lautan coklat. Debu dan lumpur yang menempel di lantai akibat terbawa oleh sepatu dan menjadi gedibal hilang seketika. Setelah disiram, secara bersamaan para siswa menggosok lantai dengan sapu dan juga lap pel. Sementara yang lain menyikat lantai, Ridho Rafif dan Rizki Ardiana Prasetya Nampak semangat sekali mengambil air. Surya Bharata pun demikian juga, sangat bersemangat menyikat bagian teras kelas.
Dwiji, salah satu siswa yang dihukum, mengaku senang dengan hukuman ini. Selain tetap dapat melaksanakan kewajiban kerja bakti, meski di lain tempat, ia juga bias bermain selancar air. Ya, tak hanya sebagai ajang kerja bakti, sebagian anak memang menggunakan kesempatan menggosok lantai kelas yang licin sekaligus bermain slarakan laiknya peselancar. “Mengasyikkan, bisa bersih-bersih sambil main selancar selancaran” kata Agung.
Menurut Mudaris Priyono, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, hukuman yang diberikan telah tepat karena sebagai pengganti kegiatan di asrama yang tidak dilaksanakan. “Porsi hukuman di SMP IT sudah kami pikirkan baik buruknya, insyaallah semua demi kebaikan bersama. Bisa dilihat kan, menjelang UAS kelas menjadi bersih. Tentunya itu akan menambah kenyamanan siswa dalam mengerjakan soal-soal UAS” jelas Mudaris Pri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar